BIOETANOL BERBAHAN BAKU SINGKONG
Bioetanol adalah etanol yang dibuat dari biomassa yang mengandung komponen gula, pati, maupun selulosa. Diperoleh dari proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Proses fermentasi dalam bioetanol berbahan baku singkong ini, mengubah glukosa yang terkandung dalam singkong menjadi bioetanol sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
Brazil merupakan negara penghasil etanol no 2 terbesar di dunia setelah amerika serikat. Dengan bahan baku etanol berupa tebu. Bioetanol dapat digunnakan untuk Flexible Fuel Vehicles (FFV), mobil yang menggunakna bahan bakar bioetanol., baik murni maupun di kombinasikan dengan bahan bakar lain.
Pembuatan etanol memerlukan alat-alat berikut: pisau, keranjang, mesin parut, saringan, baskom, kayu bakar, tungku pembakaran, panci, sendok pengaduk, drum, destilator, botol aqua dan kompor bahenol (bahan hebat bioetanol). Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan bioetanol ini adalah singkong, air, larutan α-amilase, pupuk urea, NPK, ragi.
Cara pembuatan Bioetanol berbahan dasar singkong adalah sebagai berikut :
- Pertama, singkong dikupas terlebih dahulu kemudian dipotong menjadi bentuk yang lebih kecil.
- Setelah itu singkong dicuci bersih menggunakan air, dan ditiriskan menggunakan keranjang bersih.
- Singkong yang telah dicuci bersih, selanjutnya dihancurkan menggunakan mesin penggiling singkong.
- Hasil gilingan singkong disaring dan dipisahkan antara ampas dan sari singkong.
- Sari singkong yang didapat dari penyaringan dimasukan dalam panci memasak dan ditambakan larutan α-amilase. Setelah itu campuran bahan tersebut direbus selama 5 jam. Pengguanaan larutan α-amilase ini bertujuan agar tidak terjadi penggumpalan saat pengadukan. Larutan α-amilase merupakan enzim yang dapat mempercepat reaksi tanpa ikut bereaksi.
- Setelah melewati proses perebusan, hasilnya didinginkan dan difermentasi selama 7 hari.
- Fermentasi dilakukan dengan menambahkan pupuk urea, NPK, dan ragi.
- Setelah 7 hari bahan bioetanol akan menghasilkan endapan, endapan tersebut dipisahkan dari air menggunakan mesin destilator untuk menghasilkan 50% alkohol sebagai pengganti minyak tanah.
- Setelah didapat alcohol 50% dilakukan pemurnian kembali untuk mendapatkan kadar 99,9% etanol atau yang biasa kita sebut sebagai bioetanol.
- Bioetanol ini dapat digunakan untuk bahan bakar kompor BAHENOL (kompor BAHan HEbat etaNOL)
Kelebihan dan Kekurangan
Bioetanol memiliki banyak kelebihan diantaranya:
- Murah.
- Memiliki nilai oktan yang tinggi, sehingga baik untuk mesin kendaraan dna tidak menyebabkan fenomena knocking
- Ramah lingkungan, karena emisi yang dihasilkan tidak begitu berbahaya.
- Lebih hemat dibandingkan menggunakan bensin.
- Api yang dihasilkan dari bioetanol berwarna biru, sehingga tidak menghanguskan alat masak.
- Tidak berbau dan mudah dipadamkan dengan air.
Bioatanol memiliki beberapa kekurangan diantaranya:
- Penggunaan karbohidrat dari singkong berpotensi menyaingi kebutuhan makanan pokok.
- Dapat menyebabkan pembukaan lahan pada lahat-lahan lindung untuk mencukupi kebutuhan masyarakat akan bioetanol.
- Prosesnya cukup memakan waktu, dan menggunakan teknik yang berantai, serta pemurnian yang berulang-ulang untuk mendapatkan kadar etanol 99,9%.
BIODIESEL BERBAHAN BAKU MINYAK NABATI
Prinsipnya penggunakan senyawa kimia alrternatif yang berasal dari minyak nabati atau lemak hewani untuk menghasilkan biodiesel. Dalam konteks ini minyak nabati yang digunakan adalah minyak kelapa sawit.
Pembuatan biodiesel berbahan baku minyak kelapa sawit memerlukan alat-alat berikut: mobil tangki, beaker glass, agitator, thermometer, batang pengaduk dan penangas. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan biodiesel: minyak kelapa sawit, katalis, metanol dan destilation water.
Cara pembuatan Bioediesel berbahan dasar minyak nabati dari minyak kelapa sawit, adalah sebagai berikut :
- Pertama, dicampurkan minyak sawit, katalis dan metanol ( katalis merupakan suatu zat yang mempercepat reaksi kimia namun zat tersebut tidak ikut bereaksi).
- Katalis dan metanol dicampur dahulu untuk mempercepat pencampuran.
- Minyak sawit dimasukkan ke dalam agitator kemudian ditambahkan dengan campuran metanol dan katalis. Agitator berfungsi mengaduk larutan sampai rata.
- Reaksi pencampurannya menggunakan suhu 65oC.
- Setelah tercampur rata, kemudian didiamkan dahulu.
- Agitasi menghasilkan etanol yang belum sempurna dan endapan gliserin yang berada pada dasar agitator .
- Gliserin dibuang. Untuk membilas biodiesel yang belum sempurna tadi, digunakan air bersih.
- Kemudian diaduk lagi dalam agitator.
- Pengadukan mengakibatkan metanol dan gliserin yang memiliki sifat menyukai air mampu diikat oleh molekul air, maka air tersebut keruh karena berikatannya air dengan bahan-bahan sisa terssebut.
- Air mengendap di bagian bawah agitator karena memiliki berat jenis lebih besar dibandingkan dengan minyak.
- Kemudian air dibuang.
- Biodiesel di murnikan lagi dari metanol dan air, melalui proses yang disebut Dryig/ pengeringan.
- Biodiesel dipanaskan sehingga terbentuk uap, uap tersebut akan mengumpul dan mengetas , kemudian terbentuklah biodiesel yang sempurna.
BIODIESEL BERBAHAN BAKU MOLASSES
Biodiesel dari bahan baku molasses dapat digunakan untuk mengurangi masalah limbah molasses pada industri gula tebu. Pembuatan biodiesel berbahan baku molases memerlukan alat-alat dan bahan-bahan sebagai berikut:Molases, Gelas ukur, Ragi, Pupuk urea, Sendok, Refraktometer, Drum, Tutup drum dan mesin evaporator.
Cara pembuatan Bioediesel berbahan baku molases, adalah sebagai berikut :
- Tebu yang sudah diproses menjadi gula , menghasilkan limbah molasses.
- Untuk membuat 1 liter bioetanol dari molasses membutuhkan 4 kg tetes tebu/ molasses. Lalu dicampurkan dengan 6 liter air.
- Kemudian kandungan gula diukur menggunakan refraktometer. Pengukuran kandungan gula dengan cara diteteskan larutan molasses diatas permukaan refraktometer kemudian dilihat angka kadar gula, setelah didapat angka kadar gula antara 15-18 mix maka kadar gula telah ideal. Kemudian dapat masuk ke dalam tahap selanjutnya.
- Kunci untuk merubah molasses menjadi bahan bakar adalah fermentasi. Agar fermentasi berlangsung dengan cepat, ditambahkan dengan pupuk urea. Pupuk urea sebagai nutrisi bakteri sehingga bakteri cepat berkembang, sementara bakterinya sendiri berasal dari ragi kering. Bakteri yang terkandung adalah Saccharomyces.
- Pemberian ragi tidak boleh lebih dari 4 gram.
- Diaduk semua campuran bahan sampai larut.
- Diamkan selama 3 hari atau 72 jam maka ragi dapat bekerja maksimal, sehingga kadar alcohol 10% dapat tercapai. Fermentasi berhasil apabila tercium bau ammoniak.
- Hasil fermentasi molasses akan dialirkan kedalam mesin evaporator yang secara tidak langsung juga melakukan proses penyulingan atau destilasi.
- Suhu destilator sekitar 77-78 derajat celcius. Proses ini untuk memisahkan uap air dengan uap thanol. Dengan berhasilnya proses penyulingan ini, maka molasses sudah dapat digunakan sebagai bahan bakar nabati pada kendaraan bermotor. Dapat juga digunakan sebagai bahan bakar kompor pada umumnya.
- Api yang dihasilkan merah kebiruan tanpa asap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar